Teya Salat
Beranda | Buku
KCB
18/04/24

DEWI ULAR 95 eps: BOCAH BERDARAH HITAM part 5

Diposting oleh Andy Palastra pada 03:19, 12-Jul-13

Di: Dewi Ular


karya: Tara Zagita

"Tahu apaan sih?" tanya Buron setelah di luar kamar. Audy melepas kacamata hitamnya . "Aku mengenali getaran energinya tadi. Aku ingat siapa yang pernah menghajarku dengan energi kesaktian seperti tadi." "Siapa?" desak Buron. "Energi kesaktian itu miliknya selir kesayanganya Lokapura, yang sering disebut-sebut sebagai selir-mas." Kumala Dewi langsung menyahut, "Auro ... ?!" "Tepat. Memang cuma Auro yang punya kesaktian seperti itu. Aku pernah dihajarnya ketika melakukan kesalahan yang menurutnya fatal. Dan, aku merasakan getaran hawa panas yang seperti tadi sekujur tubuhku seperti dicongkel-congkel dengan ribuan jarum." Kumala Dewi dan Buron sama-sama diam. Audy mempertegas lagi keterangannya yang perlu digarisbawahi. "Seperti dicongkel jarum panas, bukan seperti ditusuk-tusuk jarum!" sambil menirukan gerakan mencongkel. "Apakah hanya dia yang memiliki energi kesaktian serti itu?" "Ya. Hanya dia. Sebab, dia anaknya si Penghulu Iblis yang bernama Bahoddam. Sebelum aku menjadi Pelindung Para Selir di Istana Hitam, lebih dulu aku pernah mengabdi pada Penghulu Iblis. Makanya,,. sedikit banyak aku tahu ciri-ciri ilmu kesaktian yang berasal dari Bahoddam." "Cukup masuk akal," kata Kumala Dewi sambil duduk. Merenung sebentar, mengingat sesuatu, lalu kembali bicara lagi sambil sesekali memandang Buron, sesekali memandang Audy. "Aku temukan paman dewa terkapar di Hutan Kutukan, yang konon Hutan Kutukan dan menurut pemanduku..." "Hutan Kutukan?!" sahutAudy. "Dekat dengan Bukit Neraka?" "Benar. Kau tahu banyak tentang tempat itu?" "Hutan Kutukan itu terjadi akibat Bahoddam marah dan melontarkan kutukannya kepada para penghuni tempat itu, sehinggamereka berubah menjadi pohon, batu dan... itulah yang dinamakan Hutan Kutukan." "Ya, menurut keterangan pemanduku memang begitu. Tapi yang belum kuketahui dengan jelas, apakah tempat itu menjadi wilayah kekuasaannya Bahoddam?" "Tepat sekali!" jawab Audy bersemangat. "Seingatku Auro punya pesangrahan di sana. Beberapa saudaranya masih ada yang tinggal di sekitar lereng Bukit Neraka." "Apakah Bahoddam masih ada sampai se- karang?" "Tentunya masih. Dia akan turunkan seluruh kesaktiannya kepada cucunya yang berdarah hitam. Cucu itu akan lahir dari. Auro, karena Auro akan hamil dan melahirkan anak hanya satu kali. Usia kandungannya pun akan memakan waktu sembilan tahun, bukan sembilan bulan." "Pantaslah kalau Auro menjadi selir masnya Lokapura," sela Buron berkomentar. "Pasti yang diincar oleh Lokapura adalah darah keturunan hasil perkawinan dengan anak Penghulu lblis." "0, ya. Jelas begitu!" kata Audy. "Perpaduan darah Lokapura dengan darah keturunan Penghulu Iblis akan menghasilkan keturunan yang mampu menampung seluruh kesaktian Bahoddam. Nanti setelah seluruh kesaktian Bahoddam diturunkan semua kepada cucunya, barulah Bahoddam akan moksa. Lenyap selamanya ." "Dan, itulah sebabnya pihak Kahyangan ingin menobatkan diriku sebagai Senopati Perang. Tugas utamaku adalah berhadapan dengan anaknya auro yang kesaktiannya membahayakan penghuni Kahyangan." "Kuingatkan, hati-hatilah kau berhadapan dengan keturunannya Auro, sebab kesaktian Bahoddam diwariskan padanya, dan Bahoddam punya banyak kesaktian yang membahayakan lawan. Maka, dia menolak untuk menyandang gelar Raja Iblis, dan memilih menjadi, Penghulu Iblis, karena tingkatannya lebih tinggi Penghulu Iblis daripada Raja Iblis, si Damasscus itu." Dewi Ular menarik napas. Informasi itu tidak membuatnya gentar membayangkan pertarungannya dengan anak Auro yang bernama Athila Darapura itu: Sekarang yang terpikirkan dalam benak Kumala adalah bagaimana cara memulihkan kembali kesaktian Dewa Jenaka. Jika berlarut-larut Dewa Jenaka dalam keadaan koma begitu, Kumala Dewi khawatir bayi yang ada di perut Barbie itu akan lahir. Audy ikut memikirkan hal itu. la berjalan mondar- -mandir di depan Buron dan Kumala, sambil mengingat- ingat kehidupan masa lalunya di alam sana. la coba mengenang masa kelahiran Auro dari istri Bahoddam kesembilan, yaitu yang bernama: Urami. "Urami itu dulunya seekor lintah yang hidup di lautan api," kata Audy sambil berjalan mondar- mandir. Tak jelas kata-katanya ditujukan kepada siapa, tetapi Kumala dan Buron menyimaknya. "Dia disebut Puteri Lintah Neraka. Karena ketika Urami bertapa untuk memperoleh kesaktian tertinggi, Urami justru bertemu dengan Bahoddam, lalu dengan kesaktian manteranya Bahoddam merubah lintah neraka itu menjadi iblis betina berwajah cantik, yang kemudian diberi nama Urami." "Berarti... Auro memiliki sifat-sifat lintah pada umumnya," ujar Kumala Dewi mencoba menyimpulkan cerita itu. Audy membenarkan. "Ya, itu benar. Tapi kesaktian Urami juga hasil menyerap energi saktinya Bahoddam, terutama pada waktu mereka bercinta." "Umumnya lintah menghisap darah, tapi Urami lintah yang menghisap energi kcsaktian. Boleh juga tuh ilmunya," komentar Buron cukup pelan sambil sedikit tersenyum geli. "Sebagian besar kesaktian Auro darimana ?" tanya Kumala. "Dari ayahnya atau dari ibunya?" Audy semakin tajam tnenen-ibus daya ingatnya. " Hmmmmm ....... Kayaknya cenderung lebih banyak menguasai kesaktian dari ibunya." "Kesaktian lintah?" "Kira-kira seperti itu." "Kalau begitu, akan kucoba menggunakan garam!" kata Kumala dengan nada mantap, sepertinya ia yakin sekali dengan pendapatnya. "Garam? Untuk apa garam?" Audy mengernyitkan alisnya. "Banyak cara untuk menyingkirkan atau mematikan lintah, antara lain dengan menggunakan garam yang ditaburkan di tubuhnya." Audy diam, tak berani menyangkal tak berani membenarkan. Buron pun demikian. Dalam keraguan pendapatnya. "Tentu saja bukan hanya murni garam saja yang akan kupakai nanti, tapi juga harus dibubuhi energi saktiku supaya bisa menyerap masuk bersama garam itu. Sebab, sekarang aku baru tahu kalau sejak kemarin aku gagal memasukkan energi gaibku, karena rupanya ada lapisan medan gaib yang membungkus diri paman dewa." "Hmm, ya, ya ya... !" Andy tampak bersemangat lagi. "Aku paham maksudnu. Waah... hebat kamu. Cerdas sekali otakmu, ha?" Audy tertawa sambil menepuk pundak Kumala Dewi. "Karena bantuanmu aku menjadi cerdas," senyum anggun Kumala pun mekar di awal fajar. "Memang seharusnya kau hancurkan dulu medan gaib itu, supaya energi saktimu dapat menembus lapisan gaibnya Dewa Jenaka. Tanpa menjebol Medan gaib, kurasa... dewa mana pun nggak akan bisa menyentuh gumpalan energi saktinya Dewa Jenaka. Tepat sekali cara berpikirmu, Kumala!" Audy mengacungkan jempol dengan senyum bangga. Ia sangat bangga terhadap kecerdasan dan kesaktian Dewi Ular, sehingga kadang ia merasa sangat rendah dan hina berada di depan Kumala Dewi. Sementara itu, Kumala sendiri merasa dirinya biasa- -biasa saja, yang sesekali berada dalam kondisi telmi manakala puncak kelelahan berpikir menyerang otaknya. Menurut dia, siapa pun dapat mengalami kelelahan berpikir dan menjadi seperti orang bodoh . Ketika suara kokok ayam menyongsong fajar telah tak terdengar lagi, Audy pun bermaksud mau pulang ke Apartemennya tapi pada saat itu mereka mendengar-suara aneh yang cukup mengecurigakan. Suara itu terdengar seperti benda berat jatuh dari ketinggian. Gleduuuhg I Mereka bertiga spontan saling berpandangan. "Suara apa itu?!" Andy bertanya lebih dulu. Buron masih melacak dengan telinga kirinya sedikit dimiringkan. Kumala Dewi memang tampak diam, tapi indera keenamnya segera melacak datangnya suara tersebut. Maka, seketika itu terbayang wajah Barbie yang sejak tadi ditinggalkan dalam kamar anak-anak. Bersebelahan dengan kamar tidurnya Kumala. "Barbie, Ron ?! " sentaknya dengan wajah sedikit tegang, cemas. Buron berkelebat lebih dulu menuju kamar Barbie menggunakan gerakan gaibnya. Seeet... Sementara Kumala Dewi juga melangkah kesana dengan. tergesa- -gesa. Buron lebih dulu masuk ke kamar itu. Tak lama kemudian keluar dengan wajah tegang. "Nggak ada tuh." "Hah .... ?!" Kumala Dewi segera masuk ke kamar, tak berselang lama Audy juga ikut masuk Wajah cantik sang bidadari tampak semakin tegang setelah mengetahui-"Barbie... ?! Barbie, di mana kamu, Sayang ..... ?!" Kumala memanggil sambil memeriksa kamar mandi yang ada di sudut. Kamar mandi ternyata kosong. Di dalam lemari besar pun tak ada Barbie. Audy dan Buron ikut mencari dengan kekuatan gaibnya masing--masing, namun mereka tidak menemukan jejak gaib di sekitar kamar tersebut. Bayang-bayang kesedihan mulai membias dan sorot mata sang Dewi Ular. "Yaaaah, ke mana anak itu sih ..... ?! " Kumala mulai mengeluh sedih. Tanpa diperintah Buron segera menggunakan kesaktiannya dengan merubah dirinya menjadi sinar kuning. ! Sinar kuning kecil seperti bintang berekor itu melesat menembus jendela kamar. Zzlaaap... ! Sinar itu bergerak cepat di antara lapisan alam nyata dan alam gaib. "Tadi waktu kau tinggal dia benar- benar sudah tidur?" tanya Audy. "sudah. Dia tidur dengan nyenyak setelah aku mendongengkan tiga cerita," jawab Kumala Dewi. Audy ikut tegang juga. Tapi ia sudah mencoba menyebarkan radar gaibnya, namun tak menangkap getaran hawa gaib asing di sekitar rurnah tersebut. Dewi Ular semakin sedih dan penasaran. la memeriksa setiap jengkal rumahnya sambil berseru memanggil anak itu. "Barbieee... ! Kamu di mana, Sayang... Barbieee .... !" Sandhi dan Mak Bariah terbangun dan ikut mencari anak itu.
BERSAMBUNG..

Bagikan ke Facebook Bagikan ke Twitter

Komentar

Belum ada komentar. Tulislah komentar pertama!

Komentar Baru

[Masuk]
Nama:

Komentar:
(Beberapa Tag BBCode diperbolehkan)

 


U-ON

OTHER LANGUAGE
| | | | |
MENU LAIN
KEMBALI KE BERANDA